12 Panduan Memilih Properti Yang Dapat Dijadikan Investasi

12 Panduan Memilih Properti Yang Dapat Dijadikan Investasi
12 Panduan Memilih Properti Yang Dapat Dijadikan Investasi


Investasi properti merupakan suatu investasi yang dalam aset fisik berupa bangunan, dengan tujuan bukan untuk ditempati melainkan Anda sewakan atau jual kembali di kemudian hari, demi mendapatkan imbal hasil. Investasi properti itu tergolong ke dalam investasi dengan modal besar. Kadangkala untuk memperoleh imbal hasil yang sesuai, bahkan Anda perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar di awal masa-masa investasi.

 

12 Hal yang Harus Diketahui Saat Memilih Investasi Properti


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih properti untuk dijadikan investasi :

#1 Ketahui Tujuan Investasi dan Cek Kondisi Keuangan Anda

Langkah pertama, tentukan tujuan investasi. Apakah Anda berencana untuk menjual kembali properti tersebut dalam jangka pendek (untuk mendapatkan imbal hasil yang cepat) atau untuk jangka panjang (untuk mendapatkan imbal hasil secara berkala)? Untuk mendapatkan keuntungan yang berarti, sebuah properti perlu disimpan minimal 3-5 tahun. Jika Anda ingin berinvestasi properti jangka pendek, belilah properti yang sudah terawat, dengan begitu Anda hanya perlu mengeluarkan sedikit biaya untuk menambah nilai jual properti.

Namun, jika Anda berencana untuk menyimpan properti dalam jangka panjang, belilah properti dengan harga rendah dan lakukan perbaikan. Dengan begitu, Anda bisa menyewakan dengan nilai yang lebih baik. Langkah awal penting lainnya yaitu cek kondisi kesehatan keuangan Anda. Cari tahu berapa dana investasi yang tersedia dan siap untuk investasi properti. Cek juga posisi aset dan utang Anda saat ini. Setelah tahu seberapa sehat kondisi keuangan Anda saat ini, Anda dapat menentukan apa tujuan keuangan yang sebaiknya menjadi prioritas.

#2 Pilih Tipe Properti

Ada beberapa tipe properti, misalnya tanah kosong, rumah tinggal, indekost, ruko, kios, ruang perkantoran, apartemen, kondotel atau villa. Untuk rumah tinggal sendiri, ada beberapa tipe rumah seperti tipe 21, 36, 45, 54, 60, dan lain-lain. Tipe properti ini akan menentukan harga properti dan biaya perawatan yang harus Anda keluarkan. Sebaiknya di awal investasi properti, Anda sudah memiliki estimasi anggaran biaya investasi properti yang Anda akan keluarkan. Hal ini akan mempermudah Anda untuk menyaring pilihan investasi properti.

#3 Cek Kondisi Properti

Perhatikan dengan teliti kondisi properti. Apakah kelihatannya too good to be true? Cek kondisi dan usia bangunan, lantai, dinding, struktur atap, saluran udara, listrik, air dan pembuangan. Hal ini sangat penting karena akan menentukan apakah Anda perlu mengeluarkan biaya renovasi. Perbaikan yang tepat di awal dapat menunda kerusakan yang lebih besar di kemudian hari. Penyewa properti Anda tentu akan lebih puas ketika mereka bisa tinggal dengan nyaman di properti Anda.

Bahkan, beberapa penyewa bisa menunda pelunasan sewa mereka karena perbaikan tidak dilakukan dengan baik dan tepat waktu. Jika Anda ingin membeli properti yang masih berupa gambar atau maket, maka Anda perlu berhati-hati karena kondisi properti yang sebenarnya seringkali tidak sesuai dengan rancangan pada gambar atau deskripsi marketing properti. Jika Anda melakukan investasi pada aset fisik seperti properti, akan lebih baik jika fisiknya sudah ada dan jelas.

#4 Lokasi, Lokasi, dan Lokasi

Dalam bisnis properti, lokasi yang strategis merupakan faktor yang sangat menentukan minat penyewa. Perhatikan akses transportasi, titik banjir atau longsor, jarak lokasi ke gerbang tol, sekolah, maupun pusat perbelanjaan, bahkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Selain itu, Anda juga harus mengetahui tren permintaan pasar properti saat itu. Bukan berarti lokasi yang ramai di tengah kota selalu menjadi lokasi yang terbaik.

Untuk beberapa jenis bisnis tertentu, para penyewa malah menghindari titik di mana sering terjadi kemacetan dan lebih memilih tempat yang tenang. Jika Anda bermaksud untuk menyewakan kembali properti Anda, maka Anda perlu memperkirakan siapa target penyewa Anda dan properti dengan karakteristik apa yang mereka perlukan.

#5 Cek Kondisi Tetangga dan Lingkungan Sekitar

Meskipun properti Anda terlihat menarik, namun Anda juga perlu memperhatikan kondisi tetangga dan lingkungan sekitar. Apakah properti atau bangunan di daerah sekitar terawat dengan baik? Bagaimana kondisi jalan, penerangan, faktor keamanan dan daerah parkir di lingkungan sekitar properti Anda?

#6 Cek Legalitas Dokumen

Cek legalitas dokumen properti seperti sertifikat bangunan, Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), maupun bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pastikan nama yang tertera pada sertifikat adalah nama penjual. Jika tidak sama, Anda perlu melakukan balik nama. Periksa juga apakah ada tunggakan pembayaran PBB.

#7 Apakah Properti Merupakan Properti Sewa atau Sedang Disewakan?

Jika properti Anda merupakan properti sewa, apakah properti tersebut pernah memiliki reputasi negatif atau masalah sewa sebelumnya? Jika iya, hal ini akan mempersulit Anda. Dan jika Anda mengambil alih properti yang sedang disewakan, pastikan Anda juga melakukan pengecekan terhadap semua dokumen penting seperti perjanjian sewa, syarat dan ketentuan sewa, laporan peringatan, serta dokumen lainnya. Jika perlu, mintalah juga bukti pembayaran sewa selama 12 bulan terakhir untuk memastikan bahwa pembayaran sewa selama ini berjalan tepat waktu.

#8 Cek Harga Pasaran & Negosiasi Harga

Lakukan pengecekan terhadap harga properti sejenis di lingkungan sekitar. Anda bisa bertanya pada agen properti atau mencari melalui internet. Hal ini akan membantu saat Anda melakukan negosiasi harga dengan penjual.

#9 Hitunglah Potensi Keuntungan Anda

Perhitungkan pendapatan sewa bulanan yang akan Anda terima dengan jumlah biaya yang harus Anda keluarkan seperti bunga KPR, biaya renovasi dan perawatan, biaya PBB, dan asuransi. Jika potensi keuntungan tidak sesuai dengan ekspektasi Anda, cobalah untuk mencari properti lainnya.

#10 Apakah Anda Mampu Menghadapi Masalah yang Timbul dari Properti yang Disewakan?

Saluran air atau toilet yang bermasalah, AC bangunan yang tidak dingin, keluhan dari tetangga, parkir liar, dan sejumlah keluhan lainnya. Siapkah Anda untuk menghadapinya?

Beberapa keluhan mungkin perlu Anda selesaikan dengan segera meski Anda sedang menikmati liburan. Tetapi, jika Anda tidak dapat menghadapi keluhan tersebut dan memiliki keterbatasan untuk menyelesaikannya, Anda sebaiknya menyewa perusahaan pengelola gedung atau ahli tukang.

#11 Bekerja Sama dengan Agen Properti

Melalui internet, Anda bisa dengan lebih mudah mencari informasi rumah dijual atau disewakan dan juga informasi KPR. Namun Anda juga bisa bekerja sama dengan agen properti. Seorang agen properti yang baik tidak hanya mencarikan Anda rumah, tetapi juga memberikan Anda pengetahuan mengenai properti, lingkungan sekitar, pilihan KPR, harga pasar, hingga petunjuk pembelian properti. Untuk setiap transaksi properti yang berhasil dilakukan, agen properti biasanya akan mendapatkan komisi. Karena itu, pastikan komisi yang dibayar sesuai dengan pelayanan yang Anda ingin dapatkan.

#12 Jika Diperlukan, Gunakan Jasa Perusahaan Manajer Properti Profesional
Meskipun jarang di Indonesia, tetapi ada orang-orang yang sudah berpengalaman belasan tahun dalam manajemen properti.

Mereka memberi jasa pelatihan untuk menangani kasus sewa yang menyulitkan, aturan properti, dokumen yang perlu diisi, dan manajemen risiko properti.

3 Hal Penting dalam Pembelian Properti Pertama Anda


Lantas, setelah menentukan properti mana yang sesuai untuk Anda, langkah berikutnya adalah melakukan pembelian.

Berikut ini 3 hal yang juga perlu diperhatikan dalam pembelian properti pertama Anda:

#1 Maksimalkan Kemampuan Membeli Anda

Pada tahap ini, Anda tentu sudah memiliki perhitungan jumlah dana yang tersedia dan siap untuk investasi properti. Jika saat ini dana Anda belum cukup, coba maksimalkan kemampuan membeli Anda. Misalnya, adakah tambahan penghasilan lain atau investasi, biaya yang dapat dikurangi, atau utang konsumtif yang perlu Anda lunasi terlebih dahulu untuk mengurangi beban bunga.

#2 Siapkan Struktur dan Sumber Pendanaan

Jika sumber pendanaan dari modal sendiri tidak mencukupi, Anda bisa mengambil alternatif pembiayaan dari bank berupa KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Sesuaikan struktur pendanaan Anda (tenor KPR, persentase DP dan cicilan). Perhatikan arus kas masuk dan arus kas keluar Anda. Untuk pengajuan KPR, perhatikan persyaratan yang Anda maupun properti Anda harus penuhi.

#3 Siapkan Asuransi Atas Properti Anda

Untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya risiko dan kerugian finansial yang mungkin terjadi, maka Anda dapat mengikutsertakan properti Anda ke dalam asuransi properti.

Jenis risiko properti yang dapat ditanggung menurut Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) antara lain kerusakan karena kebakaran, tersambar petir, ledakan, kejatuhan pesawat, dan asap.
Selain risiko dasar, Anda juga dapat mengambil tambahan perlindungan asuransi (tambahan premi) berupa: kerusuhan, huru hara, kerusakan akibat perbuatan jahat, pemogokan, kerusakan karena banjir/badai/angin topan, tanah longsor, dan kebongkaran.

Sumber : finansialku

0 komentar